Terlahir dari ibu yang merupakan keturunan pernikahan campuran dari seorang pria penganut Katolik dan wanita Muslim serta menghabiskan beberapa tahun dalam hidupnya tinggal di sebuah tempat yang didominasi oleh kaum Muslim, dia meyakini bahwa Islam adalah agama yang indah ketika seseorang berusaha untuk memahami dalam bentuknya yang paling murni.
Masa kecilnya di Jolo, Sulu, memberinya berbagai sudut pandang ketika tumbuh dewasa. Saat dia mulai menyadari apa yang terjadi di dalam masyarakatnya adalah ketika terorisme mulai mencengkeram provinsi selatan Sulu. Abu Sayyaf menjadi nama terkenal di negaranya.
Dia ingat apa yang dikatakan oleh sang nenek kepadanya, "Seorang Muslim sejati memberikan penghormatan tertinggi pada orang lain terlepas dari agama dan keyakinan mereka. Kita tidak boleh melukai orang lain hanya karena kita tidak berbagi agama yang sama dengan mereka dan kita tidak boleh mengambil keuntungan dari orang lain."
Itu adalah pelajaran yang sangat berharga dari seorang wanita sederhana.
Itu juga membuatnya berpikir kenapa banyak Muslim, terutama anak-anak muda, yang bergabung dengan kelompok teroris?
Berusaha memahami hal itu melalui kebijaksanaan orang-orang tua dan mereka yang mengetahui alasannya, dia mampu menyadari bahwa senjata utama teroris adalah apa yang mereka sebut sebagai doktrin Islam. Islam bukan hanya sekedar agama, melainkan jalan hidup. Dengan menggunakan agama sebagai tameng teroris, banyak yang dibohongi bahwa non-Muslim inferior terhadap mereka dan mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan karena itu akan memasukkan mereka ke surga ketika meninggal kelak.
Dia masih ingat dengan jelas apa yang dikatakan teman kuliahnya pada suatu ketika, "Bagi kita kaum Muslim, kita bisa membunuh non-Muslim tanpa berdosa terhadap Allah. Dia malah akan memberi kita kehidupan yang kekal!"
Benar-benar kebohongan besar!
Keyakinan mereka itu menodai sebuah keyakinan yang indah, yang lahir dari rasa cinta dan hormat pada orang lain.
Itu membuat non-Muslim percaya bahwa Islam adalah agama teroris!
Mereka senang memutarbalikkan Islam untuk membenarkan aksi jahat mereka sendiri.
Jika kita menganalisa masalahnya, bukan hanya orang Kristen dan non-Muslim yang mengalami serangan teroris. Lebih dari siapapun atau apapun, Islam-lah yang diserang oleh orang-orang itu, menggunakan Islam untuk keuntungan pribadi mereka. (rin/zt) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar